Bondowoso, BERITANASIONAL.CO.ID– Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 di Bondowoso tak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu materi penting yang disampaikan dalam program ini adalah Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak pernikahan dini.
Dalam kegiatan yang digelar di Balai Desa Trotosari, Lettu Arm Lasto dari Yon Armed 8 Udhata, selaku Danki Satgas TMMD ke-123, menekankan bahwa menikah di usia yang terlalu muda dapat membawa berbagai risiko, baik dari segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial. “Pernikahan itu bukan sekadar cinta, tapi juga kesiapan mental dan ekonomi. Jika tidak matang, bisa menimbulkan banyak masalah,” ujarnya.
Materi PUP ini disampaikan langsung oleh Bapak Untung Khuzairi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DSP3AKB) Bondowoso. Ia menjelaskan bahwa usia ideal pernikahan adalah 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah. “Anak-anak yang menikah terlalu muda berisiko mengalami stunting, putus sekolah, serta kesulitan ekonomi,” katanya.
Selain penyampaian materi, peserta yang terdiri dari remaja dan masyarakat sekitar juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait pernikahan dini di lingkungan mereka. Banyak di antara mereka yang baru menyadari pentingnya menunda pernikahan demi masa depan yang lebih baik. “Saya jadi lebih paham bahwa menikah bukan hanya soal cinta, tapi juga kesiapan lahir dan batin,” ujar salah satu peserta.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Satgas TMMD dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Dengan adanya edukasi seperti ini, diharapkan angka pernikahan dini di Bondowoso dapat ditekan, sehingga generasi muda bisa lebih siap menghadapi masa depan yang lebih cerah.(*)