Banyuwangi,BERITANASIONAL.CO.ID -Petarung sejati tidak akan lawan perempuan. Kiasan ini tepat untuk para kaum laki – laki yang sedang mencari jati diri untuk menjadi pemimpin dengan lawan perempuan. Seyogyanya petarung sejati apalagi laki – laki sangat kurang menarik jika melawan perempuan. Kalah malu, menang pun terkesan tak kesatria karena lawannya adalah perempuan.
Bukan berarti kalangan perempuan adalah lemah, bisa jadi justru kalangan perempuan lebih tangguh dan hebat. Tergantung dengan kondisinya saat apa, hemat penulis.
Ada sebuah cerita fiksi yang memerankan antara raja yang lihai dalam pertarungan dan ratu yang dikenal lemah lembut, santun dan dekat dengan rakyatnya. Cerita itu dimulai dari sang raja yang ingin menguasai wilayah sang ratu.
Sang Raja : Wahai patih – patih, pasukan dan pengikutku, apakah kalian siap untuk merobohkan kekuasaan si ratu yang dikenal dengan santun dan rendah hatinya itu. Sebagian dari patih dan pasukannya pun menjawab, kami siap baginda raja. Namun para pengikut atau rakyatnya dengan ragu menjawab ajakan sang baginda raja.
Sang Raja : Patih dan pasukan ku siapkan strategi dan alat perang kita, kita habisi pasukan si ratu dan kuasai semua wilayahnya. Mereka pun menjawab, siap laksanakan baginda raja.
Mendengar kabar tersebut, sang ratu hanya tersenyum dan tidak menghiraukan hal tersebut. Sang ratu pun berkata pada para patihnya, biarkan saja raja yang dikenal lihai berperang itu mau merebut kekuasaan kita, saya fokus melayani rakyat dan membenahi apa yang belum dibenahi.
Patih sang Ratu : Ratu, apakah ini tidak mengancam posisi ratu ke depannya?.
Sang Ratu : Tidak sama sekali patih, saya tidak merasa terancam, biarkan semua mengalir apa adanya dan kita tidak usah berpikir lainnya yang kita pikirkan bagaimana kita bisa hadir untuk rakyat.
Dilain waktu, datanglah sosok pria tua tinggi kekar dengan menggunakan baju putih ke singgasana. Ia adalah si Maruta sang ahli stategi perang yang tersohor di jagad maya. Si Maruta pun menyampaikan kepada si raja dan bilang dengan nada rendah. Mohon maaf baginda raja jika saya salah dan lancang menemui baginda, karena ada hal yang perlu saya sampaikan dan hal ini untuk berkaitan dengan menjaga marwah sang baginda.
Sang Raja : Apa itu si Maruta?. Tolong sampaikan dan jangan menunda – nunda.
Si Maruta : Terkait dengan keinginan atau hasrat baginda Raja untuk merebut dan menguasai wilayah sang ratu. Baginda menang pun dianggap tak pantas dan kalah justru akan menjatuhkan marwah baginda raja karena lawannya adalah seorang perempuan ( sang ratu ).
Sang Raja : Kenapa seperti itu Maruta, dia kan ratu yang pasti punya banyak pasukan dan harta melimpah. Pastinya ratu itu tangguh dan akan memberikan perlawanan sengit. Tapi saranmu juga akan saya pertimbangkan.
Cerita ini hanyalah fiksi dan tidak ada maksut untuk menyindir siapapun, mohon maaf jika ada kesamaan nama dan peristiwa.
(*)